Selasa, 29 Juli 2008

dr. Suwanta


KIPRAH MANTAN SISWA TERBAIK

Senang bertemu kembali dengan kawan yang satu ini, dr. Suwanta. Dahulu, dia merupakan siswa kebanggaan sekolah kami, SD-SMP St. Thomas, Ciledug-Cirebon. Ya, sejak masih di SD, Wan Tjiang (nama aslinya dahulu) selalu menjadi juara, bukan saja di sekolah kami atau di tingkat kecamatan, tapi sampai ke tingkat propinsi, Jawa Barat. Predikat juara ini terus dia pegang sampai ia sekolah di SMA Santa Maria, Cirebon. Kami semua bangga bahwa anak Ciledug bisa menjadi siswa terbaik di seluruh Jawa Barat.

Wan Tjiang tidak hanya otaknya saja yang cemerlang tapi sepak terjangnya patut mendapat acungan jempol. Sebagai dokter muda, ia memilih ditempatkan di desa terpencil, Ciwaringin, Cirebon. Ia adalah dokter pertama yang bertugas di kampung kecil ini. Waktu itu, listrik-pun belum masuk. Ketika ia mendapat kesempatan untuk studi lanjut, ia tidak mengambil spesialisasi bidang kedokteran, melainkan manajemen.

Setelah bertahun-tahun bertugas di Ciwaringin sebagai dokter pegawai negeri, ia mulai merintis sebuah Rumah Sakit, di tempat yang sama. RS. Sumber Waras miliknya, kini menjadi besar dan berkembang amat pesat.

Sebagai pegawai negri eselon dua, ia  diangkat oleh Pemerintah Daerah sebagai Direktur Rumah Sakit Umum di Waled, Cirebon. Dengan demikian, ia mengurus dua Rumah Sakit sekaligus! Di tangannya, RSU. Waled maju pesat. Sering orang tidak percaya bahwa RSU. Waled adalah RS pemerintah, karena bersih dan pelayananpun memuaskan.

Wan Tjiang memang bekerja keras agar dapat mengurus dua RS sekaligus yang berjarak sekitar 60 Km satu sama lain. Untunglah semuanya dapat berjalan dengan baik. Meski demikian, tidak selamanya urusan lancar. Sebagai seorang Katolik, keturunan Cina lagi, Wan Tjiang kerap dicurigai. Tuduhan “kristenisasi” berkedok karya Rumah Sakit sempat beredar. Dengan tegar namun bijak, ia menghadapi semua itu. “Sebagai seorang warga Negara Indonesia, saya berhak serta berkewajiban untuk ikut memajukan bangsa ini”, ujarnya dalam percakapan pribadi. Kawan-kawannya di pemerintahan, termasuk pak Bupati, tahu betul integritas Wan Tjiang yang bersih (sudah empat Bupati Cirebon memilih Wan Tjiang sebagai dokter pribadinya!!).

Dalam hidup dan berkarya, Wan Tjiang mendapat dukungan penuh dari Sani, istrinya. Mereka berdua merupakan pasangan serasi, saling mendukung. Sani, selain memiliki usaha Apotik, juga bertindak mengurus bidang keuangan di Rumah Sakit Sumber Waras, milik mereka berdua.

Selamat untuk anda berdua.

Heri Kartono.

8 komentar:

Rosiany T.Chandra mengatakan...

Saya amat kagum dgn dedikasi&prestasi yg telah dicapai dr.Suwanta.Saya melihat yg utama anda telah mengawali segala sesuatu dgn semangat yg tinggi plus itikad baik,tentu hasilnya tidak berbeda jauh pula.Apresiasi masyarakat hanya berupa bonus tambahan saja.

Salam,
Rosiany T.Chandra

Heri Kartono mengatakan...

Terima kasih atas komentarnya.
dr.Suwanta memang termasuk jenis "manusia langka" hahaha....hebat dia!
Mudah2an semangat pengabdiannya yang tanpa pamrih bisa menular ke banyak orang.
Salam,
HK.

Unknown mengatakan...

Inilah yang dinamakan garam dunia. Bravo Man Tjiang dan Sani! Selamat berkarya.

Michael mengatakan...

Romo Heri,Dr Suwanta dan yang lain adalah contoh sukses dari alumni sebuah sekolah katolik kecil di Ciledug kabupaten Cirebon bernama Santo Thomas. Tentunya tidak semua sesukses Romo Heri dan Dr Suwanta bahkan masih banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan tetapi yang pasti sekolah tersebut memberikan bekal hidup yang amat berkesan bagi kami para alumninya yaitu semangat pantang menyerah untuk berbuat baik bagi sesama siapapun dia. Mengenai sejarah sekolah telah dimuat dengan apik dalam blog ini mengenai Bapak Doewe (pendiri sekolah dan pionir umat Katholik di Ciledug). Romo, sekarang sekolah kita tercinta sedang susah karena semakin sedikitnya murid yang antara lain dikarenakan program bebas uang sekolah bagi sekolah negeri di Kabupaten Cirebon. Semoga dengan bimbingan Romo Heri, kami alumni sekolah Santo Thomas dapat bahu membahu menyelamatkan kelangsungan hidup sekolah tercinta.

Heri Kartono mengatakan...

Michael, terima kasih atas komentarnya, terutama atas keprihatinan terhadap nasib sekolah kita. Saya rasa kalau kita bersama-sama ikut memikirkannya, tentulah kita akan menemukan jalan yang bisa membantu sekolah kita tercinta.
Saya selalu bersedia diajak berembuk atau bertemu (terutama sesudah saya kembali ke Indonesia nanti) untuk ikut membicarakan dan memikirkan Santhom.
Salam hangat,
HK.

Unknown mengatakan...

Saya salut terhadap komitmen dr. Suwanta dalam berkarya dibidang kesehatan beliau tidak pernah mengenal pesimis ,berputus asa serta tidak mengenal lelah sehingga prestasi beliau baik ditingkat Kab. Cirebon maupun ditingkat Prov.Jabar.sangat bermanfaat bagi bangsa dan negara.
Inilah seorang anak bangsa yang patut kita semua teladani.
Bravo.......Pak dr. Suwanta

hoetama mengatakan...

Benih benih yang disemai di santo Thomas tumbuh berkembang baik, dr Suwanta dan Romo Heri kartono dan tentunya banyak alumni lainnya yang sudah berkarya di lingkungan dan keluarganya masing2 mereka juga pahlawan2 yang dilahirkan dari sekolah santo Thomas ciledug. Santo Thomas perguruan kita menjadi wujud nyata penyelenggaraan Ilahi yang tumbuh dalam diri dalam guru guru, romo pamong, orang tua murid yang menjadi satu dalam penyelenggraan pendidikan di santo Thomas.
Semoga dokter Suwanta dan Romo Heri Kartono dapat menjadi teladan dan membangkitan semangat kebersamaan dalam karya nyata Santo Thomas Ciledug Cirebon

salam Santo Thomas Ciledug Cirebon
Stefanus Tjetje Wirjadi
alumni TK 1970, SD 1976, SMP 1979/1980

Anonim mengatakan...

Thanks God, kami bisa kenal dengan pribadi yang banyak dikagumi karena prestasi dan pengorbanannya bagi masyarakat.
Dimulai dengan niat yang penuh kasih, maka segalanya menjadi berkat bagi sekitarnya.
Good luck...

Regards,

Daniel & Henny