Rabu, 22 April 2009

Claudia Manzella.


SIMBOLIK DAN ELEGAN

Dengan iringan musik gamelan, Claudia Manzella tanpa canggung menarikan tari Merak. Para penontonpun bertepuk riuh saat Claudia menyelesaikan tarian dengan apiknya. Bagi Claudia, tarian adalah hobi sekaligus dunianya. Gadis kelahiran Sicilia Itali ini sudah menari sejak usia 4 tahun. Awalnya ia belajar tari ballet tapi kemudian ia mempelajari juga pelbagai tari modern dan kontemporer.

Pada tahun 2000, saat usianya 16 tahun, ia mengikuti kompetisi tari yang diselenggarakan oleh F.I.D (Federazione Italiana Danzatori) wilayah Sicilia. Ia keluar sebagai pemenang utama untuk kategori penari tunggal junior. Tahun berikutnya, ia menyabet juara satu kompetisi tari tingkat nasional.

Saat ini Claudia kuliah di jurusan Anthropologi, Universitas Sapienza, Roma. Ia mulai mengenal kesenian Indonesia saat ia mengikuti satu semester seni Jawa dibawah bimbingan Professor Giovanni Giuriati. Untuk itu, ia kerap pergi ke KBRI Vatikan untuk bermain gamelan bersama mahasiswa yang lain. Dari sanalah, gadis yang gemar menari ini mengenal juga beberapa tarian Indonesia. Selain tari Merak, ia juga pandai menarikan beberapa tarian Indonesia lainnya, khususnya tari gaya Jawa Timuran. Tesis yang sedang dibuatnya, juga berkaitan dengan kesenian Indonesia. Ia mengaku jatuh cinta pada kesenian Indonesia, khususnya tarian.

 “Saya suka sekali tarian Indonesia karena sangat simbolik dan elegan”, ujar Claudia. Namun ia mengaku harus bekerja keras, karena tarian Indonesia amat berbeda dengan semua tarian yang pernah ia pelajari. Nampaknya kerja keras Claudia tidaklah sia-sia. Dalam beberapa kali pentas bersama KBRI Vatikan, penampilan Claudia selalu mendapat sambutan hangat para penonton.

Heri Kartono, OSC (dimuat di majalah HIDUP edisi 10 Mei 2009).