Jumat, 03 Oktober 2008

Hazi Mustafa, Roma.


BARANG HALAL

Setiap sore kami bergiliran untuk menyiapkan makan malam. Biasanya sih hanya memanaskan sisa-sisa makanan siang. Kalau tidak ada sisa, ya musti memasak sesuatu. Ada kawan yang senang dan pandai masak. Masakannya bervariasi, enak lagi. Temen dari Belgia selalu masak kesukaannya, antara lain panekuk. Kawan dari Brasil kadang membuat “nasi campur”, maksudnya nasi dicampur segala bumbu. Lumayan enak juga. Namun, ada juga yang dari waktu ke waktu hanya tahu satu resep: nasi goreng. Yang terakhir ini orang dari Brebes! Masih untung nasi gorengnya bisa dimakan dan tidak bikin sakit perut orang…

Untuk yang masak, diberi kebebasan mencari bahan-bahannya sendiri, sesuai kata hatinya. Belanja paling gampang tentu saja ke supermarket. Tapi, kami orang Indonesia, lebih suka pergi ke Mercato Esquilino, pasar dekat Piazza Emmanuelle. Di sini banyak dijual sayur-sayuran segar. Segala bumbu dari daerah tropis juga tersedia, murah lagi. Penjualnya banyak orang dari Asia, terutama Pakistan dan Cina.

Beberapa hari yang lalu, saya dan kfr. Budiman belanja ke Esquilino ini. Senang bisa merasakan suasana pasar, bersih dan nyaman. Saat kami beli kacang panjang, pemiliknya bertanya dalam bahasa Italia: “Voi siete Malaysiani?”. Kami jawab: “No, noi siamo Indonesiani!”. Waktu mendengar Indonesia, dia senang sekali dan langsung memberi salam: Assalamualaikum. Kamipun menjawab ramah: Mualaikumsalam! Kemudian dia memperkenalkan diri. Namanya Hazi Mustafa, asal dari Pakistan. Sesudahnya bapak Mustafa ini memberi kartu nama dan berpesan dengan serius bahwa di kiosnya semua barang dijamin halal, tidak seperti di tempat lain. Pesan paling akhir, dan ini yang penting: “Datanglah selalu ke kios kami!”

Malam itu Kfr. Budiman masak enak sekali. Mungkin lantaran bahan-bahannya semuanya barang halal…(Dimuat di Berita Paroki Pandu, Maret 2011)

Heri Kartono.

11 komentar:

Lilis mengatakan...

aduh pastur, blog ini jadi favorit aku karena bikin aku keketawaan terus. Sampai mama saya menatap saya dengan pandangan khawatir....

Heri Kartono mengatakan...

Hahaha....bahaya juga kalau bikin orang keketawaan sendiri. Gawat!
Thanks ya, sudah mampir.
HK.

Rosiany T.Chandra mengatakan...

Selain nasi goreng Brebes,kali2 telur asin Brebes plus nasi putih lebih praktis lagi kan?he he..
Trim ceritanya yang ditulis dgn jenaka dan mengena.Anda memang ahlinya.Seumpama meramu nasi goreng Brebes tapi dengan penyajian metropolitan..pas rasa dan pedesnya!

Heri Kartono mengatakan...

Nasi goreng saya memang diakui enak kok. Terutama sih ya oleh saya sendiri hehehe...
Thanks ya.

Anonim mengatakan...

Ini kata Putri Cina:
Nasi goreng P.Kartono emang enak.
Apa lagi sambelnya....wow...sedap.
Namanya nasi goreng ORANG KAYA
karena bumbunya lebih banyak dari pada nasinya hehehe.....

Heri Kartono mengatakan...

Iya dong, biar sedap. Namanya juga orang kaya hehe..
Trims ya.

Anonim mengatakan...

Wah jadi penasaran nih...jadi pingin nyoba nasi goreng dan sambel bikinan orang Brebes.
Taon depan kalo datang ke Bandung, biar Sian dan aku jadi jurinya..
Gimana.. berani ga?

Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
kicauanburung mengatakan...

wahh...kalo dibanding ama sambel terasi dari Korea gimana ya???

Unknown mengatakan...

aku udah ngerasain !!! nasi goreng brebes.. emang wes ewes ewes.. brebes rasanya!!! syedapeeee nnngueeeepoooollll !!! ;) jadi, pengen lagie romo.. maksutnya pengen bilang *cukup segene aja nasinya romo, saya udah kenyang* hahahahahaa.. *pisssss.. romo pisssss ^^*

tapi , jujur enak kok ;) walopun cara bikinnya sungguh membangkitkan bulu kuduk *secara campur semua bumbu & gak ada kira2nya..* , hahaha.. tapi, yg penting khan buntut akirnya digoreng.. voila ! jadilah nasi goreng :)

jadi, kangen makan di rumah romo lagie :(

Heri Kartono mengatakan...

Masih belon kapok kan dengan nasi goreng Brebes?
Kalau udah dapat duit banyak, main ke Roma lagi ya! Sekarang saya udah bisa bikin Spagheti Carbonara ala Mbrebes juga hahaha...