Minggu, 14 Februari 2010

Paroki Santa Helena




ALASAN PENUGASAN!

Sejak 1 Februari 2010, saya pindah tugas ke paroki St.Helena, Lippo Karawaci, Tangerang. Lokasi Gereja dan pastoran agak tersembunyi di komplek perumahan Lippo Karawaci. Keseluruhan komplek ditata dengan amat baik. Orang merasa seperti tinggal di suatu perumahan di luar negeri, saking teraturnya. Tak jauh dari gereja, terdapat Rumah Sakit Siloam yang bertaraf internasional. Lebih jauh beberapa ratus meter, ada Super Mall yang megah dan serba lengkap.

Meski termasuk Paroki baru, namun sudah sangat maju, sekurangnya dari segi sarana. Gedung gereja bisa menampung 1000 jemaat. Lahan parkir juga luas. Menurut pak Satpam, pada hari besar, lahan parkir bisa dipaksa memuat lebih dari 400 mobil. Tentu saja dengan cara sedikit darurat. Kalau hanya 300-an mobil, tempat parkir relatif leluasa.

Saat ini sedang dibangun gedung serba guna dan perkantoran yang besar dan memadai. Panitia pembangunan masih sibuk mencari dan mengumpulkan dana. Sepertinya mereka optimis bahwa pembangunan akan selesai pada waktunya.

Jumlah umat di paroki ini 6.175 jiwa. Komposisi umat lumayan heterogen. Dari tukang tambal ban hingga boss yang biasa menggunakan pesawat helicopter, ada di sini. Paroki dibagi dalam 9 wilayah, 39 lingkungan. Kesan saya, keterlibatan umat dalam hidup menggereja amat baik. Banyak umat dengan pendidikan dan kemampuan yang tinggi ikut terlibat dalam aktivitas gereja.

Ketika pertama kali saya datang, saya langsung senang. Soalnya, keseluruhan lingkungan memungkinkan saya untuk bersepeda. Dan memang, hampir setiap hari saya bersepeda untuk olah raga, pagi atau sore. Di komplek perumahan yang bagus ini, saya sering melihat banyak gadis-gadis muda bergerombol, terutama sore hari. Mereka adalah para pembantu atau baby sitter yang sedang ngerumpi dengan sesama pembantu. Beberapa kali, saat saya melewati mereka, saya terkejut. Semua gadis-gadis itu berbicara dalam bahasa yang sangat familiar di telinga saya: bahasa Brebes-Tegal. (Saya ini orang Ciledug yang lahir di Cirebon. Namun sejak tahun 1973, orang tua pindah ke Brebes. Sampai sekarang saudara-saudara saya banyak yang masih tinggal di Brebes. Karena itu saya sering disebut sebagai orang mBrebes!)

Saat pastor Anton Subianto OSC, wakil propinsial datang, saya ceriterakan tentang para pembantu rumah tangga itu. Dengan santai pastor Anton berkata: “Justru karena itu pastor di tempatkan di paroki ini; menjadi pelindung mereka!!”

Heri Kartono.

17 komentar:

Unknown mengatakan...

hauhuahuahaua.. jadi kangen karawaci... baek2kah UPH romo? :P trs2, tuh mall beneran jadi bagus? yg jelas, gak akan mungkin gak dapet parkir di mall karawaciiii.. adoh, nanti, kalo saya pulang,ku akan berkunjung ke sana yaaa... *alesannya datengin romo, padahal mah.. rindu UPH*, hueheuheuheue...

Rosiany T.Chandra mengatakan...

Itu patung siapa ya?Sepertinya bukan santa Helena?

Sayang fotonya agak tertutup pohon2cemara itu.Barangkali tkg foto keliling mbrebes kurang pas masuk Jakarta?ha ha ha ha......

Selamat bertugas ya Romo di pos yang baru.Semoga anda senantiasa dibimbing oleh Roh penggembalaan dalam setiap gerak dan langkah pelayanan.Juga keceriaan dan semangat baru menyertai!

Salam hormat,
kel.Andy Chandra

Unknown mengatakan...

Haaaa ... seneng bget bc kesan rm tentang Helena .." h'py endng "

JP Isnaryono DS mengatakan...

Pantesan Romo Heri langsung betah. Dari lingkungan perumahannya saja sudah tertata rapi seperti di luar negeri. Umatnya juga banyak yang aktif: juga mereka yang pendidikannya tinggi.

Yang tak kalah penting menjadi faktor yang membuat krasan adalah kenalnya bahasa yang mereka gunakan. Dan pengangkatan sebagai "pelindung" itulah yang walaupun merupakan tugas baru tapi toh tak perlu belajar dari banyak buku....

triastuti mengatakan...

Ya ampun, betapa senangnya Paroki Helena mendapat pembimbing baru yang penuh semangat cinta, pelayanan, humoris dan sangat membumi seperti Romo Heri. Saya bingung mau mengucapkan selamat kepada Rm Heri atau kepada umat paroki Helena. Kayaknya lebih cenderung yang kedua...:)) Saya dulu sebelum merantau kayak sekarang, sempat tinggal di Alam Sutera, Serpong, yg merupakan tetangga perumahan Karawaci dan saya ingat sekitar 5 tahun yg lalu, paroki ini masih berupa Stasi Helena dan Misa masih dirayakan di bawah tenda. Romo Andreas yg memimpin di sana waktu itu. Saya juga masih ingat kupon penggalangan dananya yg disebarkan kepada kami warga paroki St Monica BSD waktu itu (sekarang Alam Sutera sdh punya gereja sendiri, St. Laurensius yg besar juga). Terharu dan bersyukur bahwa sekarang stasi St Helena sdh menjadi paroki dan gereja besar (fotonya kurang jelas ya Mo)dengan pastor Heri Kartono yang menjadi gembalanya...sungguh besar karunia Tuhan. Selamat bertugas dan menjadi pelindung umat di sana, Rm Heri, doa kami menyertai selalu

Anonim mengatakan...

Welcome to St Helena Church,Rm Heri..Hope you will enjoy your days here.It is unique if we talk about St Helena Church.A very beautiful church which is built from a heterogen community,a fast movement group of professional people.Hope you could lead us all to become a better church community whereby we could hand in hand help each other to reach "The Stairway to Heaven".Once again, welcome home, Rm...

Anonim mengatakan...

"Tak kenal maka tak sayang.." begitu kata pepatah kuno.Pertama kali putri sulung kami melihat Rm Heri di altar, ia berbisik :"Wah, ma, romonya kelihatan strict banget..pasti kalo misa bete deh.."hehehe...pasti putriku belum tahu siapa itu Rm Heri ya...mudah2an semakin kenal, Rm akan semakin disayang...'met dateng di keluarga Paroki St Helena,Rm...

Lucas Nasution mengatakan...

bon courage

Anonim mengatakan...

Selamat datang di Paroki St Helena,Rm...moga kerasan dan Rm bisa segera beradaptasi.Rm, apa yang Rm rasakan pertama kali angkat misa di St Helena? Apa bedanya dgn di Paroki St Yusuf Cirebon. Apa St Helena juga nanti bisa dipasang AC ya,Rm seperti di St Yusuf Cirebon? Rm lebih enjoy di mana? Roma,Tangerang or Cirebon?hehehe....

Anonim mengatakan...

Memandangi Paroki Santa Helena di suatu malam selesai misa sabtu sore mengingatkanku akan sejarah awal paroki ini.Laksana seorang bayi merantap menuju perkembangan hidupnya setahap demi setahap.Kita butuh pemimpin umat yang solid! Tapi juga jangan kita lupakan jasa-jasa Rm Katmo,Rm Dedi,dan Rm Tonno.Paroki Santa Helena kan letaknya agak "terpencil" jadi butuh sosialisasi juga kali ya,Rm...hari gene ga kenal Paroki Santa Helena, apa kata dunia,hehehe....

Anonim mengatakan...

Yth Rm Heri,
pertama kali ikut misa yg dipimpin oleh Romo minggu sore yang lalu. duuh...malah hujan deras pisan sampe suara Romo hampir ga kedengaran...Mo,koq singkat bener misanya? enak jg sih, cuma abis misa aku koq kayak belum misa ya,Mo? priben iki,Mo???

Anonim mengatakan...

Aduh,Mo..Paroki St Helena keren sekali ya...bagus banget bangunannya, artistik sekali!cuma sayang, sy terganggu dgn umat yg datang terlambat, engga tanggung2 lagi sesudah bacaan kedua!!juga banyaknya anak2 yang merengek-rengek atau yang lari-lari..apa bisa misanya dijadikan lebih khusyuk ya,Mo??Sayang lho, apalagi kalo koor dan organ pengiringnya gak terdengar harmonis...tks ya,Rm...

Heri Kartono mengatakan...

Terima kasih atas masukannya. Memang, suasana mustinya bisa lebih khusuk...
HK

Anonim mengatakan...

Yth Rm Heri,

kalo hari minggu pagi misa di St Helena padat sekali umatnya...kenapa ga dibuat 2x misa di pagi hari minggu ya,Mo, jam 7 n jam 9 jadi bisa lebih khusyuk kali,Mo....tks ya,Mo.

Heri Kartono mengatakan...

Terima kasih usulannya. Dewan Paroki juga pernah membicarakannya. Kalau dibuat 2x dan dua-duanya malah kosong kan jadi nggak lucu. Jadi, Dewan perlu waktu lebih lama untuk mempertimbangkannya.
Kalau mau misa yang agak longgar, Sabtu sore aja...

Anonim mengatakan...

Ha-ha-ha,itu reaksi pertama saya setelah membaca tulisan romo,saya nggak kenal romo dan belum pernah ke gereja st Helena tp saya sebagai 'mantan baby sitter' mau ikut bergembira bersama para baby sitter yg sangat beruntung tsb yg punya 'pelindung' baru.
Selamat bertugas mo,Gbu.

yugisartika mengatakan...

Kalo bicara Helena, semua serba bagus mo....apalagi kalo gedung baru jadi...wah megah sekali....ndak seperti ketika saya di Cikarang, kita belum punya gereja...semua serba prihatin..walau umatnya dari tukang tambal ban sampai boss yang biasa naik pesawat....sebagai umat baru Helena, saya hanya bisa membantu sekuat kantung saya mo...jadi bisa ntn konser kalo gratisan....kalo bayar mahal ya mending buat beli susu anak....Semoga Tuhan Memberkati Romo....