Rabu, 10 Maret 2010

Prodiakon Paroki St.Helena


SANDAL PRODIAKON…!

Para Prodiakon paroki St.Helena Lippo Karawaci beserta anak-istrinya berkumpul bersama di Padepokan Bukit Kehidupan, Bogor (26-27 Februari 2010). Semuanya berjumlah 52 orang. Acara utama adalah pembekalan yang dipandu oleh Rm. Hardo Suyatno MSF. Romo yang berbadan subur ini rupanya pandai juga melawak. Karenanya acara pembekalan terasa menyenangkan. Yang mengagumkan, Romo Hardo hafal seluruh ayat-ayat Kitab Suci yang diperlukan tanpa satu kalipun melihat catatan. Padahal, ayat Kitab Suci yang ia berikan lumayan banyak jumlahnya…

Selama para bapak dan ibu menyimak wejangan Rm.Hardo, anak-anak sibuk bermain dan belajar dibawah bimbingan ibu Margareth yang berprofesi sebagai guru. Dengan demikian bapak, ibu dan anak-anak semuanya mendapatkan sesuatu dari pertemuan dua hari tsb.

Saat pulang, sejumlah ibu mengajukan usul agar diberi waktu untuk belanja. “Supaya ada oleh-oleh yang bisa dibawa pulang!”, ujar ibu Iwan memberi alasan. Pak Benny Sugiarto yang bertugas sebagai koordinator, akhirnya mengalah. “Jangan lupa, waktunya hanya lima-belas menit. Kita memburu waktu!”, teriak pak Benny dengan mikrofon yang selalu dibawanya.

Rupanya yang berbelanja tidak hanya para ibu, bapak-bapak dan anak-anak juga tidak ketinggalan. Pak Yanuar yang semula tidak bermaksud belanja, akhirnya tertarik juga ketika melihat sandal bagus dengan harga miring. Saat ia asyik menawar, terdengar suara pak Benny dari atas Bus: “Ayo….masuk, waktunya sudah habis!”. Pak Yanuar, karena takut tertinggal Bus, langsung membeli sandal tsb.

Pada waktu Bus sudah berjalan, orang-orang saling menceriterakan apa yang dibelinya. Pak Yanuar yang merasa beruntung, juga berceritera dengan semangat pada istrinya. Sang istri memang duduk di sebelahnya. “Bisa saya lihat sandalnya pak?”, ujar sang istri panasaran. Dengan bangga, pak Yan mengeluarkan sandal barunya itu. Namun, ketika sandal itu dibukanya, pak Yan maupun istrinya terkejut sekali. Ternyata sandal itu……dua-duanya sebelah kiri!! Kontan seisi Bus tertawa terpingkal-pingkal ketika mengetahui sandal antik kebanggaan pak Yan itu!

Heri Kartono, OSC (Foto: Prodiakon Iwan bersama istri dan anak-anaknya. Foto koleksi Pak Beni Sugiarto).

10 komentar:

triastuti mengatakan...

Hahaha...hihihi...hehehe...saya kira membaca judulnya saya akan mendapatkan isi wejangan untuk para prodiakon, ternyata saya kebagian sandalnya yang kiri semua, hahaha, trimakasih Rm Heri yg awet jeli dan membuat pagi saya jadi ceria

Rosiany T.Chandra mengatakan...

Wah..wah....ini SPG sandalnya perlu ditatar khusus nih.Bisa juga kejadian satu nr 40,sebelahnya lagi 41..
Tukang bakul sepatu rugi dua kali neh....hix hix....

isnar@unpar.or.id mengatakan...

he..he...aku cuma bisa cengar-cengir sendiri kaya' orang sinting...
kalo dibukanya di rumah, ga jadi soal, paling2 misuh2 sendiri, tapi ini masih di bus. semua orang (men)-tertawa-(kan) geli...

kan pernah terjadi hal serupa Mo,
saat itu si pembeli mendapatkan bungkusan sandal bayi!!!

Anonim mengatakan...

Artikelnya sangat menghibur Pastor, Pastor paling bisa ya kalau menceritakan
kejadian yang dialami orang lain.
Bapak-Bapak kalau belanja mungkin begitu ya, tidak seteliti kalau Ibu-Ibu
yang belanja.
TM

Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Anonim mengatakan...

Sebagai 'orang katolik yg beriman' saya hanya mau berkomentar sedikit: Pasti Tuhan punya rencana yg indah atas kedua sandal yg ber'gender' sama tsb dan juga pemiliknya,he-he-he.

Unknown mengatakan...

Survey membuktikan kalo bapak2 itu belanja cuma butuh waktu 30 menit sedangkan kalo ibu2 belanja bisa butuh waktu 3 jam!coba kita hitung perbandingannya secara matematika...maka tak heranlah kalo terjadi kekeliruan..pengalaman menarik lain yang serupa;pernah suami disuruh membeli susu dancow full cream ternyata yang dibeli susu dancow yang ada tulisan 1,2,3nya...benar sih sama2 dancow tapi lha aku tidak punya anak batita,hehehe...cerita menarik,rm dan romo sudah menjalinnya dengan manis sekali. pengalaman yang pantas untuk disharingkan supaya bapak2 lebih teliti kalo belanja ya....but,don't give up!lagipula nobody's perfect,bro....

Anonim mengatakan...

Aduh pak Yan, kasihan sekali sandalnya kiri semua....apa pak Yan ga marah2 sama ibu krn ibu ga membantu bapak meneliti belanjaannya? hehehe...kalo pak Yan ga marah2 sama ibu itu berarti bapak menyadari kekeliruan yg terjadi ya dan ga bilang ibu egois ga mau bantu bapak meneliti barang belanjaan dan berarti ibu Yan orang yg beruntung ya....pak Yan, nanti belanja lagi sandal yang kanan semua jadi dapat 2 pasang deh...hehehe....Romo jeli ya untuk kejadian kecil tapi penuh arti..tks ya,Mo.

Anonim mengatakan...

Mudah-mudahan tulisan Rm Heri bisa memperkuat tali persaudaraan diantara umat St Helena dengan para pengurusnya termasuk prodiakon juga. Saling menghormati, saling kenal tentunya dan akhirnya bisa saling bantu. Pak Yan, apa sudah beli sandal yang baru lagi? yang salah beli kan bisa jadi kenanga2an ya,pak....Proficiat Rm Heri, jarang ada gembala yg sangat mengerti apa yg dialami oleh dombanya,hehehe....trims ya,Mo.

Lucas Nasution mengatakan...

jangan2 penjualnya memang khusus jual sandal kiri saja