Senin, 18 Januari 2010

Inggawati Sutanto


EMPAT JAM DISEKAP PERAMPOK

Setiap kali Inge menceriterakan pengalaman yang mengerikan itu, teman-temannya tertawa terbahak-bahak. Di mata teman-temannya, pengalaman Inge amat lucu dan langka. Inge sadar bahwa teman-teman tidak bermaksud mentertawakannya. Seandainya ia tidak mengalami sendiri, mungkin ia juga akan ikut tertawa.

Pagi itu (Oktober 2009) sepulang berbelanja di toko Yonas, Inge berjalan menuju mobilnya yang ia parkir agak jauh. Jalanan masih agak sepi. Tiba-tiba seorang lelaki dengan kepala tertutup “kupluk” muncul dan langsung menodongnya dengan pisau. “Cepat masuk mobil dan jangan bertindak macam-macam”, gertak lelaki tsb. Inge yang ketakutan, langsung menuruti perintah tsb. Sesudah mengikat kedua tangan Inge, lelaki tsb mengambil kunci mobil dan menjalankannya.

“Saya perlu uang. Beri saya 10 juta dan kamu akan saya lepaskan!”. Gertak lelaki berperawakan kecil itu sambil mengacung-acungkan pisau cutter-nya. Inge hanya bisa terdiam dengan tubuh dan kaki gemetar. Selanjutnya penjahat membawa Inge berputar-putar tanpa arah. Berbagai pikiran buruk sempat melintas di benak Inge: “Jangan-jangan aku dibunuh atau diperkosa atau paling tidak dikuras seluruh hartaku!”, pikirnya dalam hati.

Mungkin untuk mengurangi ketegangan, sang penjahat mulai berceritera tentang dirinya. Suatu saat dia bertanya: “Apakah kamu sudah kawin?”. Inge-pun menjawab cepat: “Belum!”. Penjahat yang mulai genit itu berkata: “Kamu cantik lho. Mau nggak saya jadikan istri yang ke-3”. Tentu saja Inge menggelengkan kepalanya dengan keras.

Sesudah hampir empat jam berputar-putar, sampailah mereka di suatu ATM terpencil di wilayah Soreang. Penjahat meminta Inge untuk mengambil uang sebesar 10 juta rupiah. Inge mencoba menawar dengan mengatakan: “Saya hanya bisa ambil uang maksimal 5 juta dan di dompet saya tidak banyak uang!”. Si penjahat akhirnya mengalah, bersedia menerima 5 juta. Sesudah menerima uang, penjahat berkata: “Saya minta alamat kamu dong. Nanti kalau saya dapat rejeki, uangnya saya kembalikan!”, ujarnya. Antara geli dan takut, Inge menjawab: “Nggak usah, saya sudah rela kok!”. Tentu saja Inge, selain tidak percaya, juga tidak mau ambil resiko sang penjahat datang ke rumahnya.

Penjahat mengucapkan terima kasih sebelum berlalu meninggalkan Inge sendirian. Selama beberapa saat, Inge berdiri mematung. Perasaannya bercampur aduk antara sedih karena kehilangan uang, gembira karena terbebas dari bahaya dan geli mengingat kelakuan sang penjahat genit itu…

Heri Kartono.

6 komentar:

triastuti mengatakan...

Wow, kok ada aja cerita yang unik yang ditangkap kejelian Rm Heri ya. Penjahat ber-cutter yang sok imut ini sudah kabur dg Rp 7 juta yang bukan miliknya. Tetapi mengharukan juga bhw sempat terucap olehnya niat untuk mengembalikan kalau sdh punya uang. Memang perampok unik macam gini harus ditemukan penulis unik dan kreatif kayak Mo Heri, hehe..

Rosiany T.Chandra mengatakan...

Tentu pada saat itu hanya rasa mencekam yang ada.Tapi ketika peristiwa ini "diramu" oleh penulis yang bijak,berubahlah semua menjadi "enteng".Mungkin kita jadi belajar,bahwa hikmah cerita ini adalah memampukan diri agar melihat segala hal yang sulit dari sisi pandang yang berbeda dan mencari unsur 'relax' nya.Dijamin tak stress lah!Aku jadi merenung...

isnar@unpar.or.id mengatakan...

hallo..Inge...
nih aku mo datang ke rumahmu,
mo minta kekurangannya yg 3 jt lagi...he..he..

tapi ntar yg mo ngembaliin Rm Heri,
krn hanya Rm Heri yg tau rumah Inge...

Lucas Nasution mengatakan...

bisa ya ambil cash sampai 7 juta - bank apa ini pater?

Heri Kartono mengatakan...

Betul bang Lucas, ternyata dengan ATM BCA maksimal hanya bisa ambil 5 juta dalam sehari. Nampaknya saya tidak ingat persis tentang jumlah uang yang diberikan pada sang penjahat. Trims atas masukannya.

MSH mengatakan...

Selamat datang di Paroki St Helena,Rm..Ternyata Rm Heri suka menulis ya? Sama dong,Rm...Mungkin nanti kita bisa nulis bareng mengenai St Helena ya...Yang pasti kita harus mengembangkan St Helena menjadi gereja yang cantik bukan hanya gedungnya saja, tapi juga umatnya..Betul kan,Rm? Saya yakin Rm Heri pasti bisa! Selamat bekerja and enjoy your days in Lippo Village - yang bukan real village- area....