Kamis, 01 Januari 2009

Heri Kartono (Pergantian Tahun 2008-2009)



HAPPY NEW YEAR

Sejak jam 7 sore, orang-orang sudah mulai mengalir menuju Coloseum. Malam tahun baru kali ini dipusatkan di jalan utama menuju Coloseum. Dan sejak sore hari, jalan ini memang sudah tertutup untuk kendaraan, kecuali ambulans dan mobil polisi. Sebuah panggung hiburan raksasa didirikan persis di depan bangunan tua bersejarah tersebut. Beberapa pohon Natal yang sudah dipasang sejak awal Desember, membuat suasana lebih semarak, apalagi cuaca cerah, tidak terlalu dingin, 8*C.

Semakin malam orang yang datang makin banyak. Umumnya datang beramai-ramai atau minimal dengan pasangannya sambil tak lupa membawa botol minuman di tangan. Disana-sini bunyi petasan serta kembang api mulai terdengar. Pedagang kaki lima yang menjual makanan dan minuman, malam itu betul-betul mengeruk keuntungan besar, saking banyaknya pembeli.

Sekitar jam 11 malam, jalan utama mulai dari Piazza Venezia menuju Coloseum sudah padat dengan manusia. Untuk berjalanpun harus berdesak-desakan sambil mata harus selalu awas karena petasan-petasan besar mulai beraksi. Mendekati tengah malam, petasan makin menggila, beberapa menggelegar bagaikan ledakan bom besar, sementara kembang api makin bervariasi dan berwarni-warni menghias angkasa. Asappun makin pekat.

Pas jam 00.00 di antara hiruk-pikuk bunyi petasan dan kembang api yang makin ramai, orang-orang saling berjabat tangan, berpelukan, berciuman. Semua saling mengucapkan selamat tahun baru dengan wajah berseri-seri. Di dekat saya, ada empat pemuda tanggung asyik tertawa-tawa gembira. Ketika mereka melihat ada orang yang sendirian, merekapun menghampiri dengan ramah namun dengan gaya anak muda.

Where do you come from?”, teriak mereka. Brebes!”, jawab saya, juga berteriak. “What?”, kata yang tanya bingung. Indonesia!”, kata saya, mengulangi. “Indonesia….wow…Indonesia. Happy New Year!”, kata gerombolan ini memberi salam satu demi satu dengan memeluk hangat.

Salah seorang di antara mereka kemudian berkata dalam bahasa Inggris yang patah-patah: “Sampaikan salam untuk keluargamu di Indonesia, dari orang-orang Italia yang gila!”, katanya. Sayapun mengangguk terharu. Sebetulnya mereka tidak perlu menjelaskan “gila”, karena toh sudah jelas….

Heri Kartono

7 komentar:

Lilis mengatakan...

hahaha aku sampe keketawaan sendiri baca dan liat orang Brebes diantara orang gila.... sampe si bule bingung dan pengen liat foto trus minta dijelasin apa yang tertulis disitu....

Anonim mengatakan...

"Gila" mungkin diterjemahkan dari kata Inggris 'crazy' yang jamak dipakai dalam pergaulan kaum gaul. Maknanya tidaklah separah 'gila' dari kata 'mad'.

Salam,
Cosmas

JP Isnaryono DS mengatakan...

di kotaku juga seperti itu
dimana-mana lalu-lintas macet total
dari pinggiran menuju tengah kota
untuk merayakan pergantian taon.

kembang api dan mercon beterbangan
menyambar-nyambar bikin kuping budeg
tapi memang tampak asyik.

di dekat coloseum itu
ada 4 orang muda italia
di + seorang dari brebes
kok jadi ada seribu orang gila ya
ha..ha..ha...

Prof. Dr.- Ing. Johannes Tarigan mengatakan...

wow asik ya pastor.

Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Heri Kartono mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

lucu deh ngeliat Pastor berdiri diantara orang orang Italia yang tinggi itu, Pastor seperti boneka hahahaha ....