Kamis, 15 Januari 2009

Dennis Ardianto


DUA KALI BERTEMU PRESIDEN

Ketika hendak memasuki Basilika Santo Petrus Vatikan, Dennis terlebih dahulu berlutut, mencium lantai basilika dengan takzim. “Serasa mimpi saya berada di tempat ini”, ujar Dennis dengan nada haru. Di dalam basilika, Dennis beberapa kali berhenti untuk berdoa, antara lain di depan patung Pieta karya Michael Angelo yang termashyur itu. Dennis memang tergolong pemuda yang saleh. Maklum, sejak kecil ia sudah terbiasa pergi ke gereja bersama neneknya.

Dennis Ardianto, pemuda asal Bandung, sedang berlibur di Roma (10-15 Januari 2009). Saat ini ia sedang studi kedokteran di Saint Petersburg, Rusia. Agak langka orang Indonesia studi lanjut di Rusia. Selain bahasa dan budaya amat berbeda, juga cuaca sering kurang bersahabat. Pada bulan Januari seperti sekarang ini, suhu bisa 18 derajat di bawah nol. Dennis termasuk dari antara orang yang langka itu. Ia studi di Rusia sejak 2006.

Menurut Dennis tinggal di Russia memang bukan hal yang mudah. “Saya harus bekerja keras menyesuaikan diri dengan banyak hal”, ujarnya. Namun karena studi di Rusia pula ia sempat bertemu presiden Yudhono sampai dua kali. Pertama di Saint Petersburg, saat Yudhoyono melawat ke kota tersebut (30/11/06). Kedua kalinya di Istana Negara Jakarta (20/08/08), saat Dennis diminta menjadi penterjemah tim science dari Bellarusia.

Selama beberapa hari melancong di kota Roma, Dennis merasa senang. “Dibanding orang Rusia yang dingin, orang Italia hangat dan bersahabat”, papar Dennis. Hanya saja ia sedikit heran karena dimana saja ia berada, orang-orang kerap memperhatikannya secara khusus. Akhirnya ia tahu juga penyebabnya, yaitu rambutnya yang ia cat warna pirang. Pernah di dalam Bus Kota, seorang ibu memandang Dennis dengan mata dan mulut terbuka lebar-lebar. Barangkali ibu ini kagum bercampur bingung melihat pemuda di depannya: wajah mirip orang Cinese tapi rambut mirip orang Milano. Suatu perpaduan yang unik, bagaikan spaghetti dengan semur jengkol.

Heri Kartono (dimuat di majalah HIDUP, edisi 15 Maret 2009).

 

1 komentar:

JP Isnaryono DS mengatakan...

Itu enaknya Mo,
kita punya menu istimewa:
spaghetti campur semur jengkol!

Sangat bisa dimengerti kalo ada ibu-ibu yang nyengir ngerasain menu itu. Aneh, enak, lezat tapi juga kecut dan pedes... ha..ha..ha...

salam