Rabu, 13 Juli 2011

Cirebon 3 (Heri Kartono)



ASYIKNYA NGGOWES BECAK!

Dalam rangka setahun meninggalnya kakak perempuan, kami berkumpul di rumah kakak di Cirebon. Saudara-saudara dari Brebes, Bandung dan Jakarta datang semua, termasuk anak-anak mereka. Anak-anak ini ada yang memanggil saya Oom Romo, Pakde dan Mbah Romo. Berhubung acara jatuh pada hari Minggu, kami hanya mengadakan ibadat Rosario saja bersama lingkungan.

Minggu siang, sepulang dari Gereja, acara santai. Sebagian dari kami duduk-duduk ngobrol sambil menikmati aneka macam jajanan yang disediakan “panitia”. Titis, Colleta dan Amel bermain-main di atas becak di halaman rumah. Becak ini milik pak Koding, langganan almarhum kakak. Pak Koding kerap diminta bantuannya membersihkan kebun, mengecat pagar atau apapun. “Pakde, jalan-jalan dong!”, teriak Titis memanggil saya. Seumur hidup belum pernah saya mengemudikan becak. Saya coba-coba, ternyata mudah, minimal tidak membuat saya jatuh. Sayapun mulai menggowes becak sementara Titis, Colleta dan Amel tak henti-hentinya berteriak-teriak kegirangan.

Becak saya bawa kearah stasiun Kereta Api. Maklum, rumah kakak berada persis di balik tembok Stasiun Kereta Api Cirebon. Dahulu almarhum kakak ipar bekerja di PJKA Cirebon. Bambang, ayah Titis, melihat saya membawa becak, langsung mengambil kamera dan berlari-lari mengejar untuk memotret. Mas Bambang ini kameramen RCTI. Meski sudah pensiun, hobby serta naluri memotretnya masih tetap besar. Berkali-kali mas Bambang memotret kami dari pelbagai sudut. Tidak jelas siapa yang lebih bergaya, penumpang atau tukang becaknya!

Menggenjot becak ternyata tidak hanya memerlukan ketahanan fisik tapi juga ketahanan pantat. Pasalnya, becaknya si Koding ini sadelnya keras sekali, hanya sepotong kayu dibalut kain. Meski demikian, kegembiraan yang kami dapat memang tak terlupakan…

Heri Kartono

11 komentar:

isnar mengatakan...

setahun yg lalu, Romo Heri kan bersepeda keliling cirebon mencari sesuatu, dan saat itu sang pantat udah lecet kan?

sekarang menggenjot becak dengan 3 penumpang, luka lama bersemi kembali ya Mo?...he...he..

Anonim mengatakan...

Proficiat Om Romo...becak kehidupan sudah kau kais...dan saatnya kelelahan boleh kau tangkis...terus semangat melayani umat...dan tetap optimis! GBU.. (Andi Janto Singgih)

Anonim mengatakan...

Haaaa,,,,profesi baru ya mo ?? keren jg

Rosiany T.Chandra mengatakan...

Biasanya pengalaman santai tak sengaja ini akan terekam dengan baik di benaknya anak-anak. Satu saat ketika mereka dewasa, dan membuka blog inil, pasti akan menjadi kenangan amat manis yg memperkaya masa kanak2 mereka dengan Mbah Romo si tukang beca!Beca....beca...!!tolong bawa saya...

Anonim mengatakan...

Rupanya Rm.Heri terlihat luwes mengayuh becak. Seandainya.....bisa jalan-jalan dalam becaknya. Mau dong jadi langganan becaknya...hahaha....karena pasti gratis (ML)

Anonim mengatakan...

Rosalia menulis: Duh, coba kl yg naek ibu2 nya...hadooooh..romo kuat ndak yaaaaaa?? Ngeliat romo ngayuh becak..spt abah di klg cemara... (Rosalia Loy)

Anonim mengatakan...

wkwkwkwkwk...
keponakannya cantik - cantik
trus tukang becaknya pasti lagi butuh uang benget tuh ... pulang dari Bali... bokek and nyari duit lg...ha3 (Ww)

triastuti mengatakan...

Aduuh lucunya melihat Romo Heri mbecak...sangat menjiwai pula. Iri deh kepada tiga gadis cilik, naik becak yang dikemudikan seorang pastor yang rendah hati, mungkin pengalaman yang tak terulang seumur hidup ya...kisah yang lucu dan segar bangettt Romo.

Anonim mengatakan...

Wow, abang becak dari Santa Helena melanglangbuana sampe Cirebon. Kalau Ada perlombaan menggowes becak di St. Helena, Pastor Heri pasti juaranya, karena sudah pemanasan Dari Cirebon ya. He3x......

Anonim mengatakan...

Biar bagaimanapun harus tetap bersyukur dong Mo,coba kalau sadelnya bukan dari kayu tapi dari... telur ayam! yg di bungkus kain,kan jadinya repot,endingnya cuma 2,...pecah atau menetas,hahaha!

Helena Lydwina Ayu Kusuma Dewi mengatakan...

Romooo mau ikutan hahhahahaaaa enak itu ditumpangin becak...
lumayan mo dr gereja ke Kelapa dua heheee