Jumat, 04 September 2009

Rob Stigter OSC





ANTARA GUNUNG DAN ANJING!

Pastor Robert Stigter OSC adalah sosok yang gemar naik gunung. Dimanapun dia bertugas, pasti akan menyempatkan diri untuk mendaki gunung, bersama orang lain atau sendirian. Gunung Ciremai, Tampomas, Merbabu, Sumbing dan Sindoro pernah ia taklukkan. Bahkan Gunung Ciremai pernah beberapa kali ia daki, maklum dekat dari Cirebon, tempatnya berkarya di masa lalu.

Saat bertugas di Kongo, Afrika, ia tidak hanya merambah gunung tapi juga mulai gemar berjalan kaki menerabas hutan belantara. Sebagai pendaki gunung yang handal, Rob memiliki stamina yang amat baik. Glen Lewandowski, pimpinan kami, pernah diajak berjalan kaki melewati hutan dan ladang (awal 2009). Lebih dari 8 jam mereka berjalan kaki. Sesudahnya Glen mengatakan “kapok” karena kelelahan luar biasa, sementara Rob tetap bersemangat.

Saya sendiri pernah mengalami hal yang mirip. Waktu itu, bersama kawan saya romo Kushardjono dan romo Sukarna ikut naik gunung di perbatasan Austria dan Jerman (1988). Semua barang dibawa oleh pastor Rob dalam ransel besar, digendong di punggungnya. Kami yang jauh lebih muda tidak membawa apapun juga. Setelah setengah hari berjalan, kami semua kelelahan setengah mati dan nyaris menyerah. Sementara itu, Rob dengan bebannya tetap segar bugar. Semula kami merasa gengsi untuk mengatakan lelah. Namun, akhirnya kami menyerah juga, minta istirahat dengan alasan ingin menikmati panorama yang bagus……

Selain gemar naik gunung, Rob dikenal sebagai pencinta binatang. Nampaknya binatangpun, terutama anjing dan kucing, amat mencintainya. Saat di Kongo, Rob memiliki 6 ekor anjing dan beberapa ekor kucing. Konon, Rob sering memilih tidur di kursi malas lantaran tempat tidurnya sudah “dikuasai” lebih dahulu oleh anjing-anjing dan kucingnya..

Rob Stigter, kelahiran Belanda, 70 tahun yang lalu, pernah bertugas di banyak tempat: Indonesia, Amerika Serikat, Roma-Italia dan Kongo, Afrika. Karenanya, tidak heran bahwa ia menguasai pelbagai bahasa dengan fasihnya: bahasa Belanda, Inggris, Italia, Perancis, Indonesia dan tentu saja bahasa Cirebon….Kini, setelah 17 tahun bekerja di Kongo (1991-2009), ia memilih kembali ke Indonesia. Ia memang tercatat sebagai Warga Negara Indonesia.

Dalam usianya yang tidak muda lagi, Rob amat antusias untuk memulai tugasnya yang baru di paroki Pandu, Bandung. Saat ditanya soal hobi naik gunungnya itu, Rob menjawab ringan: “Yah…sekarang mendaki bukit-bukit sajalah, sesuai usia!”. Rob Stigter memang pendaki gunung sejati, namun ia juga tahu benar keterbatasannya sebagaimana ia juga tahu keterbatasan hidup. (Foto: Pst.Rob dengan anjing, dari Rosiany).

Heri Kartono.

6 komentar:

Heri Kartono mengatakan...

Io parlo un po Italiano e non capisco niente Spagnolo. Grazie di visitare la mia blog.
Saluti da Roma.
Heri Kartono.

Rosiany T.Chandra mengatakan...

Selamat berkarya di Pandu untuk pastor Rob.Jadi pengen tahu,naik gunung anjingnya dibawa ga ya?ha ha..

eds mengatakan...

waahh.. hebat sekali pendaki gunung kita. tapi memang gengsi itu mahal yah mo hahahah..biarpun napas senin kamis, gengsi tetep jalan tapi ahirnya harus nyerah juga hahahahah...

triastuti mengatakan...

Wah asyik naik gunung bebas beban ya Romo, haaha... untunglah pemandangan alam sekitar selalu menyediakan "excuse" untuk yang kelelahan, karena kita selalu bisa berhenti sejenak kapan saja untuk menikmatinya dg cuma-cuma. Hal ini juga berlaku bagi kelelahan jiwa ya Mo, dan alam selalu memberi tanpa pamrih apa-apa. Makanya orang yang cinta alam dan hewan biasanya juga bersifat tanpa pamrih dan penyayang kepada sesama. Selamat untuk umat Pandu yang akan mendapat pelayanan Romo Rob, terimakasih Romo Heri.

Lucas Nasution mengatakan...

berbahagialah ia yang menemukan panggilannya

isnar@unpar.or.id mengatakan...

kok belum kenal aku sama pastor yang satu ini. pengen juga kenalan, dan pengen ikut mendaki...

slamat datang di Pandu, hutan belantara perkotaan....