DASAR DOMBA!
Hari Raya Idul Adha dirayakan dimana-mana, juga di kota Cirebon (27/11/09). Pada Hari Raya Haji ini diperingati peristiwa kurban, yaitu ketika nabi Ibrahim hendak mengorbankan puteranya, Ismail. Allah yang mengetahui kerelaan Ibrahim yang luar biasa, menggantikan kurbannya dengan domba. Hari Raya yang jatuh 70 hari sesudah Idul Fitri ini dirayakan di Mesjid-mesjid dan tanah lapang. Setelah shalat, dilakukan penyembelihan kurban yang kemudian dibagikan terutama kepada fakir miskin.
Kisah pengurbanan Abraham sudah sangat akrab bagi saya yang beragama Katolik. Sejak kecil saya sudah mendengar kisah yang indah tersebut. Tentu saja versi ceritera sedikit berbeda. Anak yang hendak dikorbankan Abraham adalah Ishak (Kitab Kejadian 22: 1-14).
Lepas dari perbedaan versi ceritera, kisah pengurbanan Abraham memang mengesankan. Kisah yang mendasari perayaan Idul Adha ini, menjadi kesempatan bagi orang untuk mengurbankan sebagian kekayaannya untuk sesamanya yang miskin. Banyaknya domba kurban yang tersebar di pelbagai sudut kota Cirebon, mencerminkan banyaknya orang yang tergugah untuk berkorban.
Salah satu tempat penampungan domba kurban adalah di Jalan Kartini, tidak jauh dari pintu pengaman Kereta Api atau sekitar 150m dari At Taqwa, Mesjid Raya Cirebon. Domba-domba ini sebagian besar didatangkan dari Kuningan. Domba yang berusia antara 1-3 tahun ini dijual dengan harga mulai 1 juta rupiah, tergantung besarnya domba. “Tahun ini terjual hampir 140 domba, lebih sedikit dari tahun kemarin”, ujar bapak yang setia menunggui domba-dombanya.
Domba-domba diikat berdekatan satu sama lain. Seekor domba, mungkin lantaran bosan diikat dengan tali yang pendek, mulai mencari hiburan. Domba ini nampaknya sedang amat bergairah. Tanpa sungkan-sungkan ia mencoba “menaiki” domba di sebelahnya. Padahal, domba di sebelah juga jelas-jelas bertanduk alias sama-sama jantan. Untunglah tali di leher tidak memungkinkan aksi tak senonoh terjadi di muka umum. Dasar domba……!
Heri Kartono.