Kamis, 28 Oktober 2010

Banjir Jakarta




PERJUANGAN MENEMBUS JAKARTA

Jakarta sejak Senin (25/10) kacau balau karena banjir. Nggak banjir aja macet apalagi banjiir...Kemarin ada tamu Pastor Kimi CSSR, aku mengenalnya di Roma. Dia menginap di rumah keluarga Oni, salah satu umat.

Selasa sekitar jam 16.30, Kimi dijemput dari Cijantung oleh pak Satyo, sopir keluarganya pak Oni. Hari itu anak kedua pak Oni ulang tahun. Kimi diundang makan malam bersama keluarga. Sampai di UKI mobil tidak bisa bergerak, terkepung banjir dan macet. Sesudah menunggu hampir satu jam, tetap tidak ada perubahan. Kimi mulai gelisah. Kalau situasi terus seperti itu, pasti ia akan terlambat.

Akhirnya Kimi memutuskan turun dari mobil. "Bapak jalan saja, saya akan cari Taxi dari arah lain supaya tidak terlambat!", pesannya kepada pak Sopir. Kimi turun dan terus bergegas mengambil jalan pintas dan menyetop Taxi. Awalnya Taxi meluncur lumayan lancar. Saat mendekati Tol Cawang, kembali jalan macet total, tak bisa bergerak sama sekali. Sementara itu waktu terus berjalan, juga argo taxi... Ketika waktu menunjukkan hampir jam 9 malam, Kimi berfikir tak mungkin lagi ikut makan malam. Dengan berat hati ia memutuskan untuk pulang ke Pasar Minggu. Ia turun dari Taxi dan berjalan menuju stasiun Kereta Api Cawang. Tak lupa, ia memberi kabar keluarga Oni tentang situasinya dan bahwa ia sudah berada di Kereta Api untuk pulang.

Saat Kereta hampir sampai Kalibata, istri Oni (Wiwi) telpon. Wiwi mengabarkan bahwa sopir sudah terlepas dari kemacetan dan berada di sekitar Pancoran. "Romo turun saja dari Kereta dan temui sopir kami di Pancoran!", ujar Wiwi. Kimi segera turun di Kalibata kemudian dengan ojek ia pergi ke Pancoran mencari mobil yang tadi menjemputnya. Akhirnya, tepat jam 00.30 dinihari, Pastor Kimi sampai juga di rumah keluarga Oni. Sementara itu anak yang berulang tahun sudah sejak tadi terlelap tidur..... (Foto: Pst.Kimi sebelah kiri)

Heri Kartono